Ghost Of River (Part 1)

Inilah cerpenku sobat, semoga suka ne...

GHOST OF RIVER
Mitos di Sungai Muluy itu memang ada , semua orang mempercayai cerita misterius itu walaupun belum pernah ada yang membuktikannya sama sekali. Mitos tentang nenek berhantu yang tinggal di pinggiran Sungai keramat di hutan sana. Tak pernah seorangpun menjamah daerah khusus di jantung hutan itu. Namun tak ada yang pernah mengira bahwa aku akan  mengalami kisah menarik dengan mitos terkenal itu.
¶¶¶
“Hey Fadil, ngelamunin apa kau?” Seseorang mengagetkan lamunanku, dia Rasyid
“Aku cuma lagi kepikiran mitos nenek berhantu digunung itu syid.” jawabku
“Oh mitos itu, kau penasaran ?, “enggak juga sih aku sebenarnya hanya ingin lihat Gunung Lumut, bagaimana kalau liburan minggu pertama kita kesana?”
 “Haaa, yang benar aja , ogah ah serem tau!.”
“Masa cowok takut sih sama yang begituan, kita disana cuma mau mendaki gunung kok, benar atau enggaknya mitos itu kita lihat aja nanti , gimana? Mau ya terus kita ajak temen – temen yang lain.”
“Yang penting temen-temen pada mau, aku ikut.”
“Ok ding, habis pulang sekolah kita bicarain sama mereka.”
Habislah pembicaraanku dengan rasyid,kami beranjak dari kantin dan menunggu hari itu datang, hari dimana semuanya benar-benar misteri.
Keesokan harinya di sekolah aku menanyakan kepastian mereka, dan semuanya setuju.
¶¶¶
Hari yang dinanti akhirnya tiba, kami semua berkumpul di terminal kota Samarinda. Kami menempuh perjalanan panjang dari kota Samarinda ke Kabupaten Paser , di kanan dan kiri jalan hamparan perkebunan kelapa sawit menyambut kami. Akhirnya tibalah di ibukota Paser yaitu tanah Grogot, perjalanan kami lanjutkan ke kampung Muluy.
Ada kejadian menarik saat melewati Bukit Soeharto, aku melihat sesosok nenek sedang duduk-duduk ditepi jalan ,saat itu pukul 4 sore.
 Aku bertanya pada teman-temanku. “Kalian tadi lihat seorang nenek nggak ditepi jalan?” tanyaku. Kemudian Lita menjawab . “Enggak, aku nggak lihat sama sekali, udah jangan dibahas lagi, ntar bahaya”. Jawaban Lita membuat tubuhku merinding, memang benar perkataanya, menurut berita masyarakat di daerah kawasan itu dulu pernah dijadikan lokasi "romusha" oleh tentara Jepang. Sampai saat ini daerahnya masih angker. Bahkan sering terlihat orang memikul peti dan dikawal oleh tentara Jepang. Makhluk - makhluk tersebut sering dijuluki Hantu Romusha. Oh Tuhan , seketika itu aku langsung membaca ayat kursi dan doa-doa yang aku hafal.
Kami tiba di Kampung Muluy jam 6 sore, kemudian menginap dirumah seorang Wakil Kepala Adat Suku Muluy , Pak Sayid namanya, kami berbincang lama dengan beliau, sampai keeseokan harinya kami berenam dan pemandu kami Pak Sayid berangkat sangat pagi ke Gunung Lumut.
Sejauh mata memandang, gunung dengan ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut ini dibalut dengan lumut, bebatuan dan pepohonanpun disungkupi oleh lumut, Gunung Lumut benar-benar mempesona ,baru kuketahui tak ada gunung di belahan bumi manapun seperti gunung ini, sangat menakjubkan. Semua jenis lumut tumbuh disana ada, dari yang berbentuk hati hingga yang berbentuk meteor , Meteoridae.
 Tapi tak mudah menaklukkan Gunung hijau ini ,kendala terbesarnya adalah jalan setapak yang sempit dan licin serta tebing yang curam dan dalam.  
Saat kami semua melewati sungai keramat itu, hawa dingin menusuk tulang dan kulit kami. Pak Sayid menyarankan untuk segera mempercepat langkah kaki kami, namun mataku seperti melihat hal yang aneh, aku melihat sekelebat orang yang sudah renta mengikuti kami.Saat sudah jauh 1 km dari sungai tadi , kepalaku berpikir dengan keras,dan sempat berhenti berjalan “Tadi itu apa?” Beribu-ribu pertanyaan hadir di kepalaku.
Yumna yang di belakangku menepuk punggungku. “Fadil, kenapa kamu berhenti? Kita harus segera sampai ke puncak, sudah tak sabar aku.” Kata yumna padaku. “oh tak apa-apa, aku ingin…”Aku ngeles. “aku ingin kau yang didepanku kok. Kini aku berada di barisan paling belakang, kepalaku bertanya – tanya, apa maksud bayangan tadi? Rasa penasaranku memuncak, aku ingin mencari tahu bayangan orang renta itu. Keinginanku tuk mendaki sirna ,aku ingin berbalik arah ke sungai tadi, tapi bagaimana dengan teman-teman,?
Hingga kuputuskan tuk mencari tahu sendiri.

“Temen-temen aku mau buang air  nih, kalian jalan dulu ya, ntar aku nyusul.” kataku
Teman-teman dan Pak Sayid menoleh kebelakang, dan mengangguk dengan serempak.
“Iya , yang penting jangan lama-lama.” ujar Rasyid padaku
“Iya ok.”
Aku berbalik arah dan terus menyusuri turunan terjal dengan sangat hati-hati, aku tak mengindahkan perasaan teman – temanku yang aku tinggal. Di daerah yang kulihat ada orang renta misterius itu, hatiku menciut, salahkah aku bila aku ingin mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi? Saat di daerah itu hari semakin gelap, tiba-tiba terdengar suara berisik, suara kaki berdencit melangkah kearahku,aku berhenti dan terpaku, kuingin menoleh kebelakang tapi nyaliku menciut, langkahnya semakin dekat dekat dan dekat kearahku.
Setelah itu, orang renta itu bersuara “Nak, apa yang kau lakukan disini?”
Saat kudengar suara itu, jantungku berdesir, kakiku membeku,saat aku menoleh kebelakang ternyata seseorang nenek tua , tangannya mengerikan ,rambutnya putih tergurai, auranya sedingin ses, tubuhnya bungkuk, mulutnya merah. Aku syock, kemudian berlari, Apakah itu nenek berhantu terkenal itu? Kenapa dia menampakkan wujudnya kepadaku? Kenapa hantu bisa berjalan? Pertanyaan aneh mondar-mandir dikepalaku. Dadaku sesak dan kepalaku terasa pusing, mataku berkunang-kunang,betisku memanas, tubuhku mulai memberat. Nenek tua itu terus memanggilku aku berlari sambil menoleh, hingga tiba di pinggir jurang akibatnya aku tergelincir dengan deras, tubuhku jatuh ke jurang menabrak akar pohon.
Dan semuanya terasa gelap, segelap malam yang kulalui saat ini. Mencekam
¶¶¶
Di saat yang sama,  
“Jam berapa ini? Fadil kok nggak kelihatan sama sekali?
Rasa cemas dan khawatir menghantui benak semua teman-teman Fadil. Mereka akhirnya membatalkan perjalanan ke puncak Gunung Lumut untuk mencari Fadil.
“Pak Sayid, bagaimana ini? Apakah Fadil tersesat?” tanya Lita
“Tak mungkin nak Fadil tersesat, bukankah jalannya mudah dan lurus?” jawab Pak Sayid
“Iya juga ya, tak semudah itu tersesat disini? Kalau dia jatuh nah itu mungkin.”kekeh Rasyid.
“Hushh bicaranya yang bener dong.” jawab Yumna dengan kesal.
“Ya ampun, ya nggak gitu juga kali, aku bercanda kok.” Jawab Rasyid
Rasyid hanya ingin mencairkan suasana yang sudah sangat dingin. Lima belas menit berlalu ,akhirnya mereka semua turun gunung dan mulai mencari Fadil.
“Fadil…. Dimana kamu? ayo kita pulang!” teriak Zalfan.
Mereka semua berteriak dan memanggil nama Fadil. Mereka sudah berusaha untuk mencari Fadil, tapi naas Fadil tak menunjukkan batang hidungnya. Hingga saat mereka sampai di pinggiran Sungai Muluy, mereka berhenti. “Apakah Fadil jatuh disini?” tanya Yumna
“Tak mungkin dia berani jauh-jauh buang air disungai keramat kaya gini.”timpal Zalfan
“Lha terus Fadil kemana? dibawa nenek hantu disini?”. jawab Rasyid
“Nak Rasyid, hati-hati kalau bicara ,kalau terjadi hal buruk dengan kita, masalahnya akan semakin runyam.” ujar Pak Sayid “Iya pak, saya mengerti.”
“Teman- teman aku tadi dapat firasat aneh atas sikapnya Fadil.” Yumna bersuara
“Maksudmu, firasat aneh bagaimana?”
“Tadi saat melewati sungai ini, Fadil sempat berhenti dan seperti melihat sesuatu.”
“Terus kamu nanyain sesuatu?” “Enggak , aku cuma tanya dia ngapain berhenti, terus dia jawab katanya ingin aku didepannya, hanya itu.”
“Kok aneh gitu ya, jangan-jangan dia melihat sesuatu yang aneh.”
Semua orang semakin bingung, hari sudah semakin gelap, dan Fadil entah dimana. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke kampung dan mencari kembali keesokan hari.


Next :Ghost River part 2


Komentar

Postingan Populer