Ghost Of River (Part 2)

¶¶¶
Sunyi. Aku terkurung seorang diri.
Namun aku bersyukur bahwa aku masih hidup. Tak pernah kubayangkan peristiwa mencekam itu. Itu bukan rencana awalku datang kesini. Peristiwa ini tak pernah terpikirkan oleh akal sehatku.
Terakhir aku jatuh ke dalam jurang dan menabrak akar pohon. Hingga aku tersadar “aku ada dimana? apakah aku dibawa oleh nenek misterius itu? Apakah aku ada di dunia lain?” Kepalaku mumet memikirkan semua hal yang terjadi. Manakala kepalaku dipenuhi tanda tanya besar, terdengar dencit kaki melangkah,terdapat celah kecil di dinding papan kemudian kulihat seseorang meludah disembarang tempat.Dia nenek pada waktu itu,dia memasuki rumah dan berjalan ke bilik ini. Tubuhku dingin, aku tak bisa berdiri, punggungku terasa sakit. Kemudian.  “Tenang nak, kau sudah aman, kau baru saja bangun setelah tiga hari pingsan” Nenek itu bersuara. kemudian aku menjawab “kau… manusia atau hantu? aku ada dimana.” Aku berkata dengan tenggorokan tercekat
“Nenek ini manusia bukan hantu , dan kau sekarang ada di rumah panggung nenek, kau kubawa kesini karena jatuh ditebing itu.”. Aku masih tak percaya, bukankah semua orang menganggap nenek ini hantu?.
“Lalu bagaimana nenek membawa aku kesini?” “Tak mungkin nak aku membopongmu, aku sudah tua, sehingga aku terpaksa menyeretmu, tenang saja aku sudah balut punggungmu dengan obat herbal.” Perkataan nenek ini semakin membuatku penasaran. “Benarkah semua yang nenek katakan?” semua orang menganggap daerah pinggiran sungai ini keramat dan ada nenek berhantu, dan nenek ini sekarang ada didepanku…” Aku berkata dengan napas tersengal, kulihat pancaran matanya sayu, seperti memendam perasaan sedih yang sangat dalam.
“Kau tahu nak, mitos yang selama ini ada dimasyarakat tidak benar, mereka hanya mengada-ada.”
Kini kutahu bahwa nenek yang bernama Saripah bukanlah hantu, melainkan wanita renta yang dihantui oleh mitos para warga tentang dirinya. Aku mencoba mendengarkan cerita dari mulut beliau.
Nenek Saripah mulai bercerita, enam belas tahun silam di pinggiran Sungai Muluy masih terdapat perkampungan yang ramai, Nenek Saripah tinggal dengan anak laki-laki dan cucunya, mereka hidup bahagia. Hingga suatu ketika, terjadi peristiwa yang tak terduga. Kebakaran melanda rumah sang nenek dan merambah ke rumah warga lainnya. Saat itu nenek sedang mencari kayu bakar sekaligus membawa minyak tanah. Kebakaran itu melahap semua rumah, dan anak dan cucuk nenek saripah meninggal disaat itu juga. Orang-orang yang ada dibawah gunung mengira bahwa nenek Saripahlah yang membakar pemukiman Muluy. Sang nenek difitnah dan ia membantah semua perkataan warga, namun tak ada yang percaya sedikitpun.Para warga mengatakan ialah yang membunuh anak dan cucunya. Masyarakat mengucilkan sang nenek dan membuat mitos itu, agar semua orang tak menjamah daerah ini. Mulut mereka seakan terkunci akan kebenaran. Warga yang selamat dari kebakaran pindah ke kaki gunung dan memilih tutup mulut.
Ah, sungguh kejam semua orang-orang itu. Kemudian kutanyakan mengapa nenek tak laporkan saja pada pihak yang diatas. Ia menjawab “Pelakunya adalah tentara nak, aku tak bisa berbuat apapun selian diam”. Saat mendengarkan cerita nenek Saripah, dadaku terasa sesak, mengapa nasibnya malang nian. Kutatatap lekat-lekat wajahnya, sungguh wajah yang memendam kesedihan. Dan aku adalah orang yang pertama kali ditemuinya setelah peristiwa itu.
Sudah sepuluh hari aku dirawat oleh nenek , dan tubuhku semakin ringan. Aku keluar  dari rumah ini dan mencari udara segar. Aku ingin pulang. Tapi kasihan nenek Saripah . Bagaimana aku bisa menolongnya. Tiba-tiba saja terdengar suara orang yang ramai dari atas. Dan berteriak , memanggil namaku. Aku berencana pergi ke sumber suara itu dan mengajak nenek untuk menyelesaiakan masalah ini. “Tak usah nak, nenek hanya ingin hidup seperti ini saja.” “Lho nek , sudah seharusnya mitos tentang nenek dihilangkan”. “Nenek takut dengan para tentara itu.” “Nek, zaman sudah berubah, ayolah nek”.
Akhirnya nenek Saripah memberanikan diri. Kemudian, aku berteriak.” Teman-teman aku disini, Zalfan,Rasyid,Yumna,Lita,Safira… Aku disini.”
Tiba-tiba suara orang menapaki turunan gunung terdengar, saat mereka tiba.Teman-temanku memelukku erat dan semuanya menitikkan air mata. Kemudian mereka baru menyadari bahwa nenek Saripah ada dibelakangku. Mereka bertanya-tanya.
“Dia… siapa Fadil?
“Ini nenek Saripah, nenek ini yang menolongku.”, Kemudian aku menceritakan semua kejadianku ke semua orang tentang nenek Saripah.
“Tak mungkin bukan kah dia adalah hantu,jadi selama ini yang difikirkan semua orang salah……
  Selama ini semua orang berfikir buruk tentang hantu itu,padahal jelas-jelas hantu itu tidak ada, hanya nenek saripah saja yang menjadi korban tentang adanya cerita hantu sungai ini. Namun dengan adanya kejadian ini tidak membuat nenek Saripah berubah,dia tetap ingin hidup seperti ini,hidup sendiri dan masih dianggap sebagai hantu sungai.

Kemudian , aku dan teman-temanku pulang ke Samarinda. Kulihat atap rumah panggung nenek Saripah dari kejauhan.Terima Kasih Nenek Saripah, kau telah mengajarkanku pentingnya hidup ini.

Komentar

Postingan Populer